ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH !
BismiLlahi Rahmaan nir Rahiim
Alhamdu liLlahi wa salamun 'ibadihil ladhi-n-astafa Rabbi zidni 'ilma, war zuqni fahma
RABBI A’UUZUBIKA MIN HAMAZAATIS SHAYAATIIN, WA A’UUZBIKA RABBI AN YAHDURUUN!
Firman Allah subhahanhu wata’ala;
“Apakah kamu tidak melihat orang-orang yang telah diberi bahagian dari Al Kitab ? Mereka membeli [memilih] kesesatan [berbanding dengan petunjuk] dan mereka bermaksud supaya kamu tersesat [menyimpang] dari jalan [yang benar]. (44) Dan Allah lebih mengetahui [daripada kamu] tentang musuh-musuhmu. Dan cukuplah Allah menjadi Pelindung [bagimu]. Dan cukuplah Allah menjadi Penolong [bagimu]. (45)
(Surah An-Nisa)
Tidak ada dari mereka yang terpengaruh dengan pembawaan Demokrasi Liberal di saat Kejatuhan Khilafah Islamiyyah Othmaniyyah kecuali mereka itu adalah dari aliran-aliran yang secara sah dan sahihnya terkeluar dari ikatan Ahl Sunnah Wal Jama’ah (ASWJ) yakni kelompok yang dijamin selamat oleh RasuluLLah sallaLLahu ‘alaihi wassalam.
Ini adalah fakta yang amat jelas yang telah terpahat di dalam sejarah yang ianya tidak mungkin dapat dipertikaikan pembuktiannya dan saat Allah subhanahu wat’ala menzahirkan haqq kebenaran di segenap pelusuk mukabumi ini telahpun datang. Itulah kesimpulan yang akan kita temui jika kita melakukan kajian mendalam terhadap sumber-sumber keilmuan golongan yang terkeluar dari ASWJ ini yang telah mencetuskan Gerakan Anti-Khilafah dan Anti-ASWJ di saat Khilafah ditekan dari luar.
Aliran-aliran inilah kemudiannya yang bertanggungjawab menyumbangkan kepada Kejatuhan Khilafah dari dalam sama ada dalam bentuk apa sekalipun mereka itu dan mereka ini pasti akan dipertanggungjawabkan !.
Mereka mungkin datang dalam bentuk kesatuan politik kepartian, pergerakan haraki, persatuan akademis intelektual, ahli-ahli sasterawan budaya, para-para seniman, aktivis kewartawanan, para pemikir, ahli-ahli ekonomi dan sosio-politik serta berbagai-bagai cabang pergerakan kemasyarakatan itu sendiri. Dan, pasti mereka ini akan dipertanggungjawabkan !, kerana pengkhianatan dan kesombongan mereka.
Setiap dari mereka pasti telah meneguk propaganda-propaganda serta menganut fahaman-fahaman yang telah dicipta oleh Yakjuj Makjuj Imperialis Barat yang kemudiannya dijadikan mereka sebagai alat penyuntik pengaruh dan idealisma mereka yang tersasar itu kepada para pengikut mereka di bumi Khilafah di saat itu. Mereka membuang sunnah yang paling penting yang sepatutnya mereka warisi dari generasi Ahl Sunnah Wal Jama’ah yang terdahulu yakni menjadi PENYERU-PENYERU KEPADA ALLAH SUBHANAHU WATA’ALA DAN AL-QUR’AN dengan berubah menjadi penyeru kepada agenda, idealisma dan akal fikiran mereka yang sempit.
Nah !, lihatlah hasil dari kerja tangan manusia-manusia ini. Mereka tenggelam di dalam kekeliruan dan kesesatan yang amat dalam dan tidak pula dilindungi oleh Allah subhanhu wata’ala.
Firman Allah subhanhu wata’ala, maksudnya;
“Mereka berkata: "Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab [Al Qur’an] yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus. (30) Hai kaum kami, terimalah [seruan] orang yang menyeru kepada Allah dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kamu dan melepaskan kamu dari azab yang pedih. (31) Dan orang yang tidak menerima [seruan] orang yang menyeru kepada Allah maka dia tidak akan melepaskan diri dari azab Allah di muka bumi dan tidak ada baginya pelindung selain Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata". (32)”
(Surah Al-Ahqaf)
Mereka menggantikan ketaatan dan kepatuhan mereka yang sepenuh-penuhnya kepada Khilafah yang merupakan Amir Penguasa di kalangan mereka yang merupakan penjaga kepada Ahl Sunnah Wal Jama’ah penyeru kepada Allah subhanhu wata’ala dan Al-Qur’an Al-Hakim kepada ketaatan kepada individu-individu dan kelompok-kelompok masing-masing untuk mencari kuasa.
Firman Allah subhanahu wata’ala, maksudnya;
“Ta’at dan mengucapkan perkataan yang baik [adalah lebih baik bagi mereka]. Apabila telah tetap perintah sesuatu urusan [mereka tidak menyukainya]. Tetapi jika mereka benar [imannya] terhadap Allah [Al-Qur’an Al-Hakim, RasulNya sallaLlahu ‘alaihi wassalam dan Khilafah], niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka. (21) Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan (meninggalkan warisan Ahl Sunnah Wal Jama’ah) ? (22) Mereka itulah orang-orang yang dila’nati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka. (23) Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur’an ataukah hati mereka terkunci? (24) Sesungguhnya orang-orang yang kembali ke belakang [kepada kekafiran] sesudah petunjuk itu jelas bagi mereka, syaitan telah menjadikan mereka mudah [berbuat dosa] dan memanjangkan angan-angan mereka [seolah-olah mereka berada dalam haqq kebenaran]. (25) Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka itu berkata kepada orang-orang yang benci kepada apa yang diturunkan Allah: "Kami akan mematuhi kamu dalam beberapa urusan", sedang Allah mengetahui rahasia mereka. (26)(Surah Muhammad)
Siapakah orang-orang yang benci kepada apa yang diturunkan Allah subhanahu wata’ala di zaman ini kalau mereka itu bukannya Yakjuj Makjuj Imperialis Barat dan Al-Masih Ad-Dajjal Zionis Israel ?.
Maka bagaimanakah kita boleh tertipu sedangkan kita membaca Al-Qur’an Al-Hakim ?.
Mereka yang memanggil kepada membengkalaikan apa yang telah dikatakan oleh generasi ulama-ulama Muslimin (rahmatuLlah ‘alaihim ajmaiin) sebenarnya telah memusnahkan keseluruhan ketamaddunan sebuah warisan kehidupan bernegara, yang mana jutaan tenaga keilmuan yang benar-benar adil dan mukhlisin telah diusahakan, dengan pengalaman-pengalaman praktikal yang begitu panjang yang telah matangkannya. Mereka-mereka yang telah melahirkan prasangka kepada nilai-nilai warisan tradisi Ahl Sunnah Wal Jama’ah ini adalah tidak sebanding walaupun dengan mereka yang terendah dari kalangan ilmuan yang telah menyumbang itu.
Adakah kita hendak membengkalaikan warisan yang telah diwujudkan oleh ulama-ulama besar ini, dan memulakan penciptaan warisan syariat yang baru?. Mereka inilah yang berselindung di sebalik tuduhan taqlid buta terhadap warisan itu walhal jika mereka siasati diri dan hal mereka dengan adil maka didapati bahawa ada unsur-unsur lain yang sebenarnya yang telah mempengaruhi mereka melalui interaksi-interaksi mereka dengan mereka yang memusuhi Agama.
'
Firman Allah subhanhu wata’ala, maksudnya;
Apakah tiada kamu perhatikan orang-orang yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia [interaksi, perancangan dsbnya], kemudian mereka kembali [mengerjakan] larangan itu dan mereka mengadakan pembicaraan rahasia untuk berbuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul [dan Khilafahnya]. Dan apabila mereka datang kepadamu, mereka mengucapkan salam kepadamu dengan memberi salam yang bukan sebagai yang ditentukan Allah untukmu. Dan mereka mengatakan pada diri mereka sendiri: "Mengapa Allah tiada menyiksa kita disebabkan apa yang kita katakan itu?" Cukuplah bagi mereka neraka Jahannam yang akan mereka masuki. Dan neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali. (8) Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan rahasia, janganlah kamu membicarakan tentang membuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Dan bicarakanlah tentang membuat kebajikan dan takwa. Dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nya kamu akan dikembalikan. (9) Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu adalah dari syaitan, supaya orang-orang yang beriman itu berduka cita, sedang pembicaraan itu tiadalah memberi mudharat sedikitpun kepada mereka, kecuali dengan izin Allah dan kepada Allah-lah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakkal. (10)
(Al-Mujadilah)
'
Pakatan Golongan yang terkeluar dari ASWJ yang tidak mempunyai ketaatan kepada Khilafah Islamiyyah ini, secara dasarnya terdiri dari 2 kelompok yang paling besar, iaitu kumpulan yang bertindak secara revolusioner dan kumpulan yang bertindak secara halus tetapi kritikal terhadap Khilafah. Kumpulan yang paling merbahaya adalah kelompok kedua yang menjalankan makar mereka secara halus dengan menyelewengkan pandangan Agama yang disesuaikan dengan keinginan mereka sehingga ramailah dari Ummat Islam yang termakan dengan seruan mereka itu. Merekalah yang banyak mengadakan perbincangan-perbincangan dan pembicaraan-pembicaraan secara rahasia atas dasar membuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Khilafah RasuluLLah sallaLlahu ‘alaihi wassalam yakni Khilafah Islamiyyah Othmaniyyah.
Matlamat mereka adalah sama iaitu untuk mengusir Khilafah dari tampuk kekuasaan Ummat Islam dan menggantikannya dengan taat setia kepada sistem yang mereka beriman kepadanya yang mereka yakini sebagai lebih layak dari penguasaan Khilafah RasuluLlah sallaLlahu ‘alaihi wassalam. Itu lah niat mereka, yakni, mengusir Khilafah dari Ummat Islam. Walau siapapun individu yang menjadi Khalifah, selama mana Khalifah itu membawa Agama maka dia adalah manusia yang wajib diusir. Syari’at Agama yang mentadbir itu mesti diganti dengan kehendak dan kemahuan mereka.
'
Firman Allah subhanahu wata’ala, maksudnya;
“Dan betapa banyaknya negeri-negeri yang [penduduknya] lebih kuat dari [penduduk] negerimu [Muhammad dan Khilafahnya] yang telah mengusirmu itu. Kami telah membinasakan mereka; maka tidak ada seorang penolongpun bagi mereka. (13) Maka apakah orang yang berpegang pada keterangan yang datang dari Tuhannya [Syari’at Allah] sama dengan orang yang menjadikan dia memandang baik perbuatannya yang buruk itu dan mengikuti hawa nafsunya? (14)”
(Surah Muhammad)
'
Apabila diselidiki latarbelakang setiap manusia-manusia sesat yang mengepalai Pakatan Gerakan Anti-Khilafah dan Anti-ASWJ ini, maka kita akan menemui di belakang mereka para fasilitator dari musuh Allah subhanahu wata’ala dari Athiest Yakjuj Makjuj Imperialis Barat.
Mereka ini yang berfungsi sebagai pembuka jalan yang membawa kepada pengembangan ideologi-ideologi nasionalis atau fanatik aliran-aliran sesat berkenaan sebagaimana juga yang berlaku di Barat. Inilah yang digelar mereka sebagai Semangat Kebebasan atau Liberty yang sejati. Pengikut para fasilitator Athiest Yakjuj Makjuj Barat ini kadang-kala berwatak seolah-olah sebagai para anti-Imperialis Barat pada kulitnya. Mereka begitu bersemangat mengistihar diri mereka sebagai penyelamat dan partiot Agama dan Negara tetapi di masa yang sama mereka adalah Anti-Khilafah dan Anti-ASWJ. Mereka sebagaimana para fasilitator mereka ingin bebas sebagaimana bebasnya rakan-rakan mereka di Barat juga iaitu bebas untuk memilih mazhab-mazhab atau aliran-aliran ideologi yang mereka rasa bersesuaian dengan keinginan jiwa mereka.
Di belakang mereka pasti terselit musuh Khilafah, yakni Yakjuj Makjuj Imperialis atau orang-orang yang mengambil sumber yang diambil dari jalan yang dipertikaikan oleh ASWJ yang bahkan sesetengahnya telah dikira terkeluar dari landasan Agama. Mereka pada asalnya lagi, sebenarnya, adalah golongan yang terbuang dari ASWJ. Ketika Khilafah kuat dan kukuh mereka menjalankan aktiviti-aktiviti subversif masing-masing secara rahsia kerana takut dikenakan tindakan dan sentiasa pula mereka ini mencari setiap peluang-peluang yang ada untuk kepentingan Semangat Kebebasan mereka.
Apabila sahaja Khilafah tertekan maka kita melihat taring-taring mereka mula keluar dan dengan tidak malu-malu lagi untuk menyerang Khilafah dan ASWJ dengan berbagai tuduhan. Mereka juga tidak malu-malu untuk bersekutu dan bersumpah setia dengan setiap elemen-elemen dalam masyarakat yang memusuhi Khilafah RasuluLlah sallaLlahu ‘alaihi wassalam.
Sheikh Sa’id Hawwa rahmatuLlah ‘alaih ketika membahaskan karangannya berhubung dengan Tuntutan Syahadah dan Gejala Murtad (Riddah) menerangkan sebagaimana berikut selepas mengungkap beberapa ayat-ayat Al-Qur’an Al-Hakim dan Hadith dari RasuluLlah sallaLlahu ‘alaihi wassalam; “Dengan memahami beberapa firman Allah subhanahu wata’ala dan sabda RasuluLlah sallaLlahu ‘alaihi wassalam di atas, menjadi gambaran kepada kaum Muslimin akan matlamat segala usaha penyesatan dari orang-orang Yahudi dan Kristian. Hal demikian telah ditetapkan oleh Allah subhanhu wata’ala, maka menjadi satu keanehan apabila kaum Muslimin mempercayai mereka dalam dialog kerja yang berkaitan dengan akidah, dalam penyusunan sistem kemasyarakatan, dalam kepintaran ekonomi dan politik, ataupun dalam usaha-usaha kebajikan manusia pada umumnya.
Orang Islam yang terlibat dengan aktiviti seperti itu bersama Yahudi dan Kristian, tidak lain akan menggiringnya keluar dari jalur Islam dan tergelincir ke lembah kesesatan. Itulah Muslim yang alpa”.
'
Reformis Iran Mirza Malkum Khan di Iran yang sezaman dengan Jamalud-Din Al-Afghani Al-Masuni, sebagai contohnya, adalah di antara kumpulan manusia-manusia yang sujud kepada agenda yang dibawa oleh para fasilitator Yakjuj Makjuj Imperialis Barat.
Professor Hamid Algar, seorang Pakar Sejarah Muslim, ada menulis di dalam buku beliau “Mirza Malkum Khan: A Biographical Study in Iranian Modernism” berhubung dengan kegiatan Mirza Malkum Khan ini.
Hamid Algar menyatakan, “Sebagai bukti keatas keprihatinan kepada reformasi yang menghinakan diri sendiri, dalam bulan Februari 1891, dia (Mirza Malkam Khan) menyampaikan syarahan di Chelsea di rumah Paderi N.R.Haweis yang kemudiannya diterbitkan di dalam Contemporary Review di bawah tajuk, “Tamaddun Parsi.”
'
Pada permulaan syarahannya kerana takjubnya terhadap Barat dia mengemukakan persoalan: “Mengapakah orang-orang Eropah telah berjaya mencapai kemajuan yang begitu hebat dan menarik, sedangkan kaum-kaum Asia, yang merupakan mereka yang memperkenalkan tamaddun, telah mundur dengan begitu jauh ke belakang?”
Dalam jawapannya, beliau menyangkal kemungkinan tentang inferioriti kaum dan juga tanggungjawab keAgamaan sebagai sebab kemunduran Asia. Qur’an hanyalah “sama seperti Injil yang telah dipinda,” yang tidak mengandungi apa-apa pun “yang secara langsung yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Agama Kristian.” Islam itu sendiri bukanlah satu Agama, tetapi “hanyalah hikmah-hikmah yang terkumpul dari sebelah Timur,” “ianya adalah lautan di mana anda boleh menemui segala-galanya yang baik untuk diketahui,” yang menawarkan “bermacam-macam kemudahan bagi memajukan manusia.”
Dalam keadaan sebegitu, halangan dari orang-orang Islam bagi usaha-usaha untuk “maju” hanya dapat dijelaskan dik kerana takut dan salah-faham mereka. Pengambilan Tamaddun Eropah dianggap sebagai menggantikan Islam dengan Kristian dan dengan itu ditentang hebat. Satu-satunya jalan bagi mengalihkan rintangan ini adalah dengan mengemukakan “prinsip-prinsip ketamaddunan” itu melalui sokongan dari pandangan-padangan yang punca dari Islam sendiri.”
'
Jaringan pemikiran dan amali Mirza Malkum Khan adalah sama dengan lain-lain reformis Demokrasi Liberal yang memiliki matlamat yang sama yang bertuhankan kepada idealisma-idealisma yang dibawa oleh Imperialis Barat. Mereka bersatu dalam pemikiran dan gerakan. Mereka adalah manusia-manusia yang takjub kepada musuh-musuh Khilafah yang ditemui dan dijadikan wali oleh agen-agen fasilitator Yakjuj Makjuj itu.
Nama-nama mereka dipuja dan dipuji oleh musuh-musuh Allah subhanahu wata’ala ini. Wilfird Scawen Blunt, Perisik Diplomatik British, banyak mengambil tunjuk-ajar dari Mirza Malkum Khan Al-Masuni dan Jamalud-Din Al-Afghani Al-Masuni dalam menentukan pergerakannya yang seterusnya untuk menanam bibit-bibit perpecahan dan kebencian kepada Khilafah agar momentum penentangan berterusan dan sedia diterima oleh angkatan kedua reformis.
Kisah khianat mereka ini dapat dibaca di dalam “Secret History of the English Occupation of Egypt” yang ditulis oleh beliau. Rangkaian mereka pula kemudiannya berhubung-kait pula dengan para pembawa ajaran Bahai dan Teosofi yang bercita-cita untuk meletakkan Dunia ini di bawah pengaruh Agama Falsafah yang menerima semua Agama sebagai satu Agama.
Tidak akan menjadi satu keanehan jika kita kemudiannya mendapati wujudnya seruan-seruan pembaharuan Agama yang kemudiannya dibawa oleh manusia-manusia seperti Muhammad Abduh Al-Masuni (yang juga telah menelan racun dari musuh-musuh Khilafah itu) yang kemudiannya mengambil Liberalisma sebagai asas kepada ijtihad songsang atau pembawaan Islam Baru ini.
Prinsip Dasar Agama Islam yang diijtihadkan secara songsang oleh Muhammad Abduh Al-Masuni dalam bukunya Al-Islam Din al-Ilmi wa al-Madaniyyah (diterjemah sebagai Islam, Ilmu Pengetahuan dan Masyarakat Madani) amat jauh sejauh-jauhnya dari pegangan haqq Ahl Sunnah Wal Jama’ah. Abduh Al-Masuni menyenaraikan 8 Prinsip Dasar Islam atas tujuan untuk memudahkan penyerapan idea-idea Liberal Demokratik kemudiannya serta melahirkan polemik sesama Umat Islam bagi mempastikan penguasaan Falsafah terhadap warisan Keilmuan Islam yang haqq.
Prinsip Dasar itu berkaitan dengan keutamaan penggunaan pertimbangan akal ke atas Syari’at, penentuan batas-batas Kekufuran yang dipermudah-mudahkan, kekuasaan Agama dihadkan dengan membolehkan ijtihad oleh sesiapa sahaja, batas hubungan yang amat fleksibel antara seorang Islam dan Bukan Islam serta keperluan mendahulukan kehendak kehidupan ke atas Agama.
Tidakkah kemudiannya kita sendiri dapat menyaksikan dengan mata-kepala kita sendiri melalui neraca sejarah tentang ketidakberhasilan dan rosaknya Ummat hasil dari seruan-seruan songsang ini ?.
Ummat menjadi jauh dari kekuatan mereka sendiri yakni kekuatan yang diwariskan kepada Ummat itu sendiri melalui jalan Ahl Sunah Wal Jama’ah. Penyeru-penyeru Pembaharuan Agama sehingga ke hari ini, yakni selepas lebih 100 tahun, tidak dapat membuktikan kebenaran jalan yang mereka wariskan sesama mereka. Bahkan dari masa ke semasa, muncul pula berbagai-bagai aliran-aliran yang bercabang-cabang yang masing-masingnya berada di dalam kekeliruan yang semakin lama semakin mendalam pula kekeliruannya. Mereka hinggalah ke hari ini masih tunduk dan sujud kepada musuh Allah subhanahu wata’ala dan masih merancang untuk melakukan kebodohan yang sama.
'
Penulis membaca sebuah kajian yang dibuat oleh RAND Corporation dengan ditaja oleh Smith Richardson Foundation yang merupakan jentera-jentera Polisi Luar Negeri Imperialis Barat yang bertajuk, “BUILDING MODERATE MUSLIM NETWORK”, yang diterbitkan pada tahun 2007.
Kajian tersebut dibuat oleh para Ilmuan Yakjuj Makjuj Imperialis Amerika bernama Angel Rabasa, Cheryl Benard, Lowell H. Schwartz dan Peter Sickle. Tujuan Kajian mereka adalah sama dengan kajian klasik yang telah di buat oleh Yakjuj Makjuj Imperialis British dahulu bersama-sama dengan munafiq-munafiq di ketika itu.
Mereka berhasrat, “untuk mengambil iktibar-iktibar dari pengalaman ketika Perang Dingin, menentukan penggunaannya dengan keadaan realiti Dunia Islam sekarang, dan membangunkan satu “Pelan Kerangka Perjalanan” bagi pembinaan rangkaian para Muslim Liberal dan Muslim Sederhana” (to derive lessons from the experience of the Cold War, determine their applicability to the conditions of the Muslim world today, and develop a “road map” for the construction of moderate and liberal Muslim networks).
Sungguh menakjubkan !, Pelan Kerangka Perjalanan Ummat Islam dirangka oleh manusia-manusia bukan Islam dan musuh terbesar Ummat Islam yang membunuh jutaan manusia Muslim yang tidak berdosa !.
Mereka mahu menentukan perjalanan Agama Islam yang mulia ini supaya mengikuti Pelan Kerangka Perjalanan yang mereka tulis dengan tangan-tangan sesat mereka. Maka, pelan yang manakah yang lebih teguh dan kukuh ?.
Pelan musuh-musuh Allah subhanahu wata’ala ataukah Pelan yang telah disusun rapi dengan pencahayaan Al-Qur’an Al-Hakim dan Sunnah RasuluLlah sallaLlahu ‘alaihi wassalam melalui pewaris Ilmu Nubuwwah dari Ahl Sunnah Wal Jama’ah ?.
Dan yang paling menakjubkan pula, manusia-manusia yang membantu dan memberi idea-idea kepada para Ilmuan Sesat itu adalah manusia-manusia yang memiliki kesedaran yang sama juga dengan mahaguru-mahaguru mereka yang lalu seperti Jamalud-Din Al-Afghani Al-Masuni, Mirza Malkum Khan, Muhammad Abduh, Ya’akub Sanua, Rashid Rida dan sebagainya.
Inilah generasi angkatan baru Liberal Demokrat yang hendak dilahirkan oleh para Yakjuj Makjuj Imperialis Barat bagi menyempurnakan agenda Demokrasi Liberal mereka keatas Agama Umat Islam. Nama-nama masyhur seperti Bekas Pengerusi Muhammadiyah Indonesia Ahmad Syafii Maarif; Pengerusi Pemuda Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti; Rektor Universiti Islam Negeri Azyumardi Azra; bekas Ketua Jaringan Liberal Ulil Abshar-Abdalla; M. Syafi’i Anwar, Pengarah Eksekutif Pusat Islam dan Pluralisma Antarabangsa; Jusuf Wanandi dan Rizal Sukma dari Pusat Kajian Strategik dan Antarabangsa Jakarta; di Filipina, Carolina Hernandez, Presiden Institut Kajian Strategik dan Pembangunan; Amina Rasul-Bernardo dari Majlis Islam dan Demokrasi; Carmen Abubakar dari Institut Kajian Islam Universiti Filipina; dan Taha Basman dari Majlis Islam Filipina; di Singapura Duta Tommy Koh; penganalisa Islam Sue-Ann Lee; Suzaina Kadir; dan, Bekas Perdana Menteri Malaysia; Anwar Ibrahim.
Dalam mencari rakan-rakan baru mereka bagi membesarkan jaringan rangkaian Islam Liberal golongan-golongan intelek Liberal dan Sekular Muslim, Ulama-Ulama Muda yang Moderat, Aktivis-Aktivis Komuniti, Kumpulan Wanita yang memperjuangkan hak mereka dan para karyawan adalah merupakan kumpulan sasaran mereka ini.
Kini, kita telah melihat dengan mata kepala kita sendiri dengan keyakinan yang sebenar-benarnya bahawa setiap daya usaha kaum Yakjuj Makjuj Imperialis Barat ini yang disokong oleh Al-Masih Ad-Dajjal Zionis Yahudi adalah usaha yang gagal dan yang paling buruk keberhasilannya. Kemusnahan dan kerosakan zahir berlaku hampir di setiap pelusuk muka bumi disebabkan oleh kerjatangan mereka. Ini samaada di sudut ekonominya, alam-sekitarnya, kemanusiaannya, perhubungan manusianya, keagamaannya dan lain-lain bidang kehidupan manusia.
Sesungguhnya bagi mereka yang masih ada pertimbangan yang benar dalam dirinya maka pastilah dia akan kembali merujuk kepada sumber yang haqq yakni sumber yang telah lama ditinggalkannya iaitu Sumber Warisan Keilmuan Ahl Sunnah Wal Jama’ah dan mengembalikan Khilafah untuk mentadbir. Ianya jelas lebih teguh dan tahan uji sehingga berjaya bertahan melebihi 12 abad dengan keadilan yang tiada tolok-bandingnya.
Semoga kita diberi petunjuk oleh Allah subhanahu wata’ala.
Firman Allah subhanahu wata'ala, maksudnya;
"Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu [pula] pada hari ini kamupun dilupakan". (126) Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhannya. Dan sesungguhnya azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal. (127) Maka tidakkah menjadi petunjuk bagi mereka berapa banyaknya Kami membinasakan umat-umat sebelum mereka, padahal mereka berjalan [di bekas-bekas] tempat tinggal umat-umat itu? Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal. (128) Dan sekiranya tidak ada suatu ketetapan dari Allah yang telah terdahulu atau tidak ada ajal yang telah ditentukan, pasti [azab itu] menimpa mereka. (129) Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa senang. (130) Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal. (131) Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, Kamilah yang memberi rezki kepadamu. Dan akibat [yang baik] itu adalah bagi orang yang bertakwa. (132)"
(Surah Taha)
'
SadaqaLlahu Maulan al-Adziim !
WassallaLlahu ‘ala Sayyidina Muhammad waalihi wasohbihi ajamaiin
WabiLlahi tawfiq wal hidayah.
Wassalamu'alaikum warohmatuLlah
Wal hamduliLlahi Rabbil ‘alamiin
"Tidaklah kami lupakan sesuatu pun di dalam Al-Kitab [Al-Qur’an]” (38)(Surah Al-An’am)
'
AL-FAQIR ILALLAH KORBANDEMOKRASI
27hb Syawal 1429 H (27hb Oktober 2008M)
sumber- korban-demokrasi
Tiada ulasan:
Catat Ulasan